Background

Hari Yang Berat


            Akhir-akhir ini hidupku terasa berat. Semua masalah baru ini datang setelah aku menyelesaikan masalah terbesarku. Kecanduanku terhadap game  sekarang sudah terobati, dan bukan hal mudah untuk keluar dari kecanduan itu.Tetapi saat aku sudah mulai berubah dan ingin serius terhadap apa yang ku jalani, kenapa selalu  saja ada hal yang sepertinya ingin menghalang-halangi ku. Kali ini soal wanita , hal ini bukan yang pertamakali  dalam hidupku tetapi sungguh senyumannya selalu berhasil menyita waktuku dalam khayalan semu. Ini memang menyebalkan bagiku mengingat  saat ini aku ingin belajar sungguh-sungguh.
Wajahnya yang polos,ramah,dan kekanak-kanakan membuatku ingin menjaganya. Selalu tersenyum saat bicara pada siapapun , tidak pernah berbicara kasar dan  santun perangainya. Harvia namanya, nama yang simple itu selalu mengingatkanku pada musik lembut nyanyian harpa. Aku tahu bukan hanya aku yang terpesona dengan parasnya yang manis itu, banyak juga  mata lain yang ingin menikmati pesonanya. Entah apa yang meracuni diriku walaupun sebelumnya aku juga sudah menangkal hal itu tapi apa daya, I just a boy who want to have someone to hold.Ini aku yang labil atau dunia memang tidak adil.Ya itulah hidup.
Bukan hanya  masalah wanita tapi juga yang lainnya. Posisiku sebagai pelajar SMK juga menuntut agar aku berupaya fokus dengan apa yang ku lakukan sampai akhirnya nanti aku memilih, ingin berkarir atau masuk universitas. Sebelumnya aku kira SMK itu lebih mudah dari SMA. Jurusan yang aku pilih memaksaku untuk duduk berlama lama di depan monitor sebagai perekayasa perangkat lunak. Bagiku dulu mungkin  bekerja di depan layar terdengar menyenangkan ,tapi tidak untuk sekarang. Sekarang semua itu terasa sangat membosankan.
Status anak tertua turut membebani dalam fikiranku sehari hari. Sebagai kakak dari seorang adik perempuan, aku bertanggung jawab mengawasi,menjaga,dan membinanya selagi orang tua berkerja. Kini bukan saatnya  untuk mengikuti keegoisanku. Aku punya ibunda dan ayahanda serta kakek nenek untuk di bahagiakan. Saat ini mereka adalah prioritas utamaku karna kebanggaan mereka  adalah keinginan terbesarku. Aku tak ingin mengecewakan mereka yang berharap banyak padaku.  Masih menyimpan cita-cita adalah satu hal yang melegakan untukku. Karna aku percaya suatu saat nanti aku akan datang bertamu ke kota London kota impian. Bukan sebagai turist tetapi sebagai seorang  yang menginginkan kejayaan.
Segalanya kini terasa  berat sampai aku tahu bahwa aku gak sendiri. Aku punya banyak teman di sini. Pergaulan yang sederhana sudah lebih dari cukup untuk membuatku tertawa bahagia tanpa memperdulikan apa yang aku punya.Karna materi takkan berarti saat kau punya teman untuk berbagi. Kesederhanaan persahabatan, terdengar tidak berharga tapi sangat tidak ternilai karna, saat kau punya mereka kau takkan pernah takut jatuh saat berangan tinggi, kau   takkan jatuh lagi di tanah yang keras melainkan pada sahabat  sebagai tumpukan kapas lembut tempat mu terjatuh dan bangkit lagi.(Anis reza Khairi ,15 November 2012)

Categories: Share

Leave a Reply